Oleh : Farida Nuraini
Ada banyak kenangan yang telah kulewati. Ada senang, sedih, manis maupun pahit. Semua kenangan bercampur baur tersimpan dalam memori otakku. Namun, dari sekian banyak kenangan yang telah kualami, ada sebuah pengalaman yang sering terbayang di fikiranku sampai saat ini.
Pada tanggal 10 November 2001 aku dipercaya oleh sekolah menjadi salah satu perwakilan dari sekolah untuk mengikuti acara pecinta alam di Bodogol. Berbagai perbekalan ku siapkan mulai dari mempersiapkan baju untuk ganti, alat mandi, sampai makanan cemilan yang akan ku makan disaat aku lapar nanti.
Pagi itu, aku dan teman-teman berangkat dari sekolah menuju Bodogol dengan menggunakan mobil angkot. Kami berkumpul dikantor pengurus Bodogol. Setelah semua perwakilan dari sekolah lain berkumpul, kami langsung pergi ke penginapan. Jarak antara kantor pengurus dengan penginapan cukup jauh. Kami harus melewati banyak rintangan di jalan masuk melintasi hutan, mulai jalan yang rusak, belok akibat hujan. Mobil yang kami tumpangi sempat terperosok dalam kubangan. Semua penumpang teriak : Allahu Akbar ! Semua penumpang akhirnya turun dan mendorong mobil yang terperosok. Dalam hari saya berkata : ”Alhamdulillah.. tidak ada korban akibat peristiwa itu. Setelah 3 jam lebih kami berjuang untuk mengangkat mobil akhirnya berhasil. Teman saya pun berucap : Berhasil..... !. Semua naik dan meneruskan perjalanannya. Setelah melintasi kurang lebih 10 km yang licin, berlobang, naik dan turun, akhirnya sampai ke tempat tujuan.
Udara masih terasa dingin walaupun hari telah berganti menjadi siang. Sesampainya ditempat tujuan kami langsung beristirahat, kakak –kakak pengurus menunjukkan kamar yang akan kami tempati.
”Makan...makan.....! seru salah satu kakak pengurus.
Wow...its time for eat! Kataku.
Aku bergegas ketempat makan karena tenagaku telah habis terbuang dalam perjalanan. Setelah makan...
”Huam... rasanya lelah sekali badan ini, kataku lagi.
Salah seorang kakak pengurus tersenyum melihat tingkahku dan langsung mengantarkanku ke kamar .
”Tidurlah, acara akan dimulai nanti sore! kata panitia.
Tak sampai satu menit, aku telah tertidur pulas.
Tepat pukul 16.00 WIB aku terbangun dari tidurku, dan bersiap-siap untuk mempersiapkan diri mengikuti acara pertama.
”Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh....” kakak pengurus membuka acara pertama.
”Waalaikumsalam Warahmatullahi wabarakatuh...” jawab peserta dengan serempak.
”Hari ini, kakak ucapkan terima kasih kepada adik-adik semua yang sudah mau datang ke acara kami” kata panitia
”Oh ya, apakah kalian telah mengenal satu sama lain? tanya kakak pengurus
”Beluum.....” jawab para peserta.
”Baiklah, sekarang kakak akan memberi kalian kertas, kalian isi kertas tersebut dengan gambar wajah kalian” kata panitia
Para peserta mengerjakan perintah kakak pengurus dengan serius setelah selesai kamipun disuruh untuk mengumpulkan kertas tersebut.
”Kertas ini telah kakak kumpulkan, sekarang adik-adik ambil secara acak setelah itu cari wajah yang ada dalam kertas yang adik-adik dapat kemudian adik-adik tanyakan biodatanya” perintah panitia
Kamipun berebut setelah panitia mempersilahkan kami untuk mengambil kertas tersebut dan mulai sibuk mencari wajah yang tergambar dalam kertas tersebut. Ternyata pada kertas itu ada gambar MONYET. Ha.. ha.. ha, ini wajah siapa ya ? Wajah peserta atau pengurusnya ? Semua peserta tertawa lebar. Acara berlangsung meriah, seru dan penuh tawa.
Jam menunjukkan pukul 18.00 WIB acara pertama telah selesai. Kami bersiap-siap shalat berjamaah di sebuah ruangan.
Malampun tiba, serentetan acara dimulai. Aku dan teman-teman diajak berjalan-jalan ke tengah hutan untuk melihat kehidupan satwa pada malam hari. Para peserta tampak menikmati acara ini. Setelah beberapa jam mengelilingi hutan kami pulang ketempat kami menginap. Sebelum kami tidur, kami diperintahkan untuk berkumpul di ruang pertemuan. Kakak-kakak panitia menanyakan apa manfaat yang bisa diambil perjalanan yang baru saja kami lakukan. Tiba-tiba salah satu peserta berteriak
“Kak, ada pacet!” teriak salah seorang peserta
”Adik-adik coba kalian periksa kaki kalian, siapa tahu kaki adik-adik terkena pacet... perintah panitia.
Para peserta sibuk memeriksa kaki mereka. Ternyata beberapa peserta tergigit pacet termasuk aku. Panitia menyuruh kepada kami (yang terkena pacet) untuk berkumpul disalah satu kakak pengurus untuk diobati.Sebelum acara berakhir salah satu peserta berkata Kak ada tugas menggambar lagi ? Panitianya menjawab : ada. Tugasnya menggambar KUNTILANAK, he.., he..
Adzan Shubuh berkumandang, aku segera bangun dari tempat tidur dan shalat berjamaah disuatu ruangan. Kami shalat berjamaah diruang pertemuan, salah satu kakak pengurus menjadi imam kami. Teman saya ada yang bangunnya terlambat karena semalam tidak bisa tidur mendengar kata Kuntilanak.
”Brrr... rasanya dingin sekali pagi ini rasanya ingin berselimut lagi” kataku
Namun keinginanku kali ini gagal karena kakak-kakak pengurus mengajak kami berolahraga bersama.Matahari mulai menampakkan dirinya....
”Olahraga selesai, sekarang waktunya mandi, makan. Beberapa peserta berlari ke kamar dan yang lainnya berlari menuju tempat makan.
”Menu hari ini apa?” tanya temanku
” Nasi uduk dan bebek goreng, tapi kalau mau yang lain juga ada....” jawabku. Sebagian besar pesan nasi uduk dan bebek goreng.
Temanku yang konyolpun bertanya: mengapa kamu pilih bebek goreng. Enak lho bebek goreng. Temanku yang konyolpun melanjutkan pertanyaannya. Mengapa bebek goreng itu enak ? Semua teman dibuat pusing dan tidak ada yang bisa menjawab alasannya. Temanku yang konyolpun akhirnya mengatakan, bebek goreng itu enak karena ” be”nya. Lho kok, teman-teman belum faham. Si Konyol berkata: wah ngak konek alias tidak faham. Coba kalau tidak ada ”be”nya kan jadi eek goreng. Spontan semua teman tertawa terbahak-bahak sampai 2 menit lebih. Setelah makan, kami bersiap-siap mengikuti acara selanjutnya.Kami diajak kakak-kakak pengurus ke hutan.
”Apa itu kak? ” tanyaku heran
”Itu jembatan kanopi ” jawab panitia
Aku masih terpesona dengan jembatan kanopi. Jebatan dengan panjang kira-kira 500 m menyebrangi hutan pinus.
Setelah asyik mengelilingi hutan, kami diajak kakak pengurus bermain di air terjun.Para peserta tidak segan-segan untuk berbasah-basahan. Acara demi acara telah kami lewati. Kini, tiba waktunya untuk pulang. Sebelum pulang kakak-kakak panitia mengajak menanam satu pohon. Inilah kisah perjalan yang berkesan ada sedih, lucu, senang dan membanggakan. Sampai sekarang hatiku masih teringat dan kadang-kadang saya ingin mengunjungi kembali untuk melihat jalan-jalan kenangan dan pohon yang pernah saya tanam di sana. Saya yakin pohonnya sudah tumbuh dewasa dan berbuah. Mudah-mudahan tanaman itu juga menjadi amal baik saya yang bermanfaat minimal bagi kelestarian lingkungan.
0 komentar:
Posting Komentar