KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita patut bangga karena tidak sedikit anak-anak Indonesia yang meraih beberapa prestasi di dunia Internasional. Segudang prestasi mereka raih di bidang akademik seperti;Biologi, Fisika, Matematika dan non akademik seperti di bidang musik. Anak-anak Indonesia mampu mengalahkan peserta dari negara maju lain.
Namun, dibalik kesuksesan tersebut banyak pelajar dan lulusan yang menunjukkan sikap yang tidak terpuji. Banyak pelajar yang terlibat tawuran, melakukan tindakan kriminal, pencurian penodongan, penyimpangan seksual, menyalah-gunakan obat-obatan terlarang dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan sebuah masalah yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana Potret Pendidikan Indonesia?
2. Bagaimana Penerapan Sistem Pendidikan Indonesia?
3. Dimana letak Kelemahan Sistem Pendidikan di Indonesia ?
4. Apa Solusi Kelemahan Sistem Pendidikan di Indonesia?
C. Tujuan Masalah
Tujuan dari pembahasan makalah ini diharapkan:
1. Mendapatkan Potret Pendidikan Indonesia
2. Mengetahui Penerapan Sistem Pendidikan Indonesia
3. Mengetahui Kelemahan Sistem Pendidikan di Indonesia
4. Mengetahui bahwa Pendidikan Islam merupakan solusi kelemahan sistem pendidikan di Indonesia
D. Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode kepustakaan. Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah studi pustaka. Dalam metode ini, penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.


BAB II
KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA

A. POTRET PENDIDIKAN INDONESIA
Dunia pendidikan saat ini sering dikritik oleh masyarakat yang disebabkan karena adanya sejumlah pelajar dan lulusan pendidikan tersebut yang menunjukkan sikap kurang terpuji. Banyak pelajar yang terlibat tawuran, melakukan tindakan kriminal, pencurian penodongan, penyimpangan seksual, menyalah-gunakan obat-obatan terlarang dan sebagainya. Perbuatan tidak terpuji yang dilakukan para pelajar tersebut benar-benar telah meresahkan masyarakat dan merepotkan pihak aparat keamanan. Hal tersebut masih ditambah lagi dengan adanya peningkatan jumlah pengangguran yang pada umumnya adalah tamatan pendidikan.
Keadaan ini semakin menambah potret pendidikan kita makin tak menarik dan tak sedap dipandang makin menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap wibawa dunia pendidikan kita. Jika keadaan yang demikian tidak segera dicari solusinya, maka akan sulit mencari alternatif yang lain yang paling efektif untuk membina moralitas masyarakat.Berbagai solusi untuk memperbaiki dunia pendidikan dan mencari sebab-sebabnya merupakan hal yang tidak dapat ditunda lagi.

B. PENERAPAN SISTEM PENDIDIKAN DI LEMBAGA PENDIDIKAN
Sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia pada saat ini adalah sistem pendidikan yang sekular-materialistik.. Sistem pendidikan semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia shaleh yang sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan teknologi. Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan menghasilkan dikotomi pendidikan yang sudah berjalan puluhan tahun, yakni antara pendidikan agama di satu sisi dengan pendidikan umum di sisi lain. Pendidikan agama melalui madrasah, institut agama, dan pesantren dikelola oleh Departemen Agama, sementara pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah, dan kejuruan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional.
.
Sistem pendidikan yang material-sekuleristik tersebut sebenarnya hanyalah merupakan bagian belaka dari sistem kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang juga sekuler. Dalam sistem sekuler, aturan-aturan, pandangan dan nilai-nilai Islam memang tidak pernah secara sengaja digunakan untuk menata berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Agama Islam, sebagaimana agama dalam pengertian Barat, hanya ditempatkan dalam urusan individu dengan tuhannya saja. Maka, di tengah-tengah sistem sekuleristik tadi lahirlah berbagai bentuk tatanan yang jauh dari nilai-nilai agama. Yakni tatanan ekonomi yang kapitalistik, perilaku politik yang oportunistik, budaya hedonistik, kehidupan sosial yang egoistik dan individualistik, sikap beragama yang sinkretistik, serta paradigma pendidikan yang materialistik.

C.KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA
Sistem pendidikan adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan.Secara konseptual, sistem pendidikan di Indonesia tlah diatur dalam undang –undang tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang ini telah diatur mengenai: dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan, hak warga negara untuk memperoleh pendidikan, satuan, jalur dan jenis pendidikan, jenjang pendidikan, peserta didik, tenaga kependidikan, sumber daya pendidikan, pengelolaan, pengawasan, ketentuan lain-lain, ketentuan pidana dan ketentuan peralihan.
Jika substansi yang terdapat dalam batang tubuh Undang-undang tersebut ditelaah secara seksama, tampak bahwa secara keseluruhan cukup ideal. Namun ideal ini belum tampak dalam realitas. Hal ini dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.
Pertama, dilihat dari segi dasarnya, pendidikan Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dasar ini mengandung nilai-nilai yang tidak diragukan lagi amat ideal dn luhur. Namun, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-undang dasar tersebut sekarang ini tidak lagi efektif, bahkan masyarakat enggan untuk menyebutnya. Hal ini ini antara lain disebabkan trauma masa lalu, dimana Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 ditempatkan pada doktrin politik yang hanya ditafsirkan mennurut versi dan kemauan penguasa. Hak bicara masyarakat tersumbat, dan nyaris tidak memiliki kebebasan, sampai kemudian datang gelombang reformasi yang memberikan kebebasan hampir tanpa batas kepada masyarakat untuk berbicara apa saja. Masyarakat ternyata semakin tidak beradab, yang terlihat dalam berbagai fenomena perilaku yang menyimpang dan tidak manusiawi, seperti penjarahan, penganiayaan, pembunuhan, pemerkosaan, dan lain sebagainya. Masyarakat kini tengah mencari dasar pendidikan alternatif yang dapat diterima dan terasa pengaruhnya secara efektif. Dasar tersebut antara lain melalui penerapan konsep masyarakat madani. Konsep masyarakat madani sudah masuk ke dalam salah satu butir konsideran dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri sebagai Badan Hukum. Pemantapan konsep madani dalam pendidikan lebih diperkuat pula melalui Mata Kuliah Pendidikan Kewargaan (Civic Education). Berhasilkah konsep masyarakat madani ini diterapkan sebagai dasar pendidikan Islam? Tampak belum terjawab.
Kedua, dilihat dari segi fungsinya pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Fungsi pendidikan yang demikian itu masih belum terlihat hasilnya secara aktual.Keadaan menunjukkan bahwa mutu kehidupan dan martabat manusia di Indonesia didunia internasional terpuruk. Daya saing kualitas sumber daya manusia d negara di kawasan Asia Tenggara. Demikian pula citra bangsa Indonesia di mata dunia internasional tampil dalam sosoknya sebagai bangsa yang kejam, sadis, bengis dan menakutkan.
Ketiga, dilihat dari segi tujuannya, pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memilki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Namun demikian, dalam kenyataan masih terdapat kesenjangan antara tujuan pendidikan yang diharapkan dengan realitas lulusan pendidikan. Lulusan pendidikan saat ini cenderung bersikap sekuler, materialistik, rasionalistik, hedonistik, yaitu manusia yang cerdas intelektualnya dan terampil fisiknya, namun kurang terbina mental spiritualnya, dan kurang memiliki kecerdasan emosional. Akibatnya, kini banyak sekali pelajar yang terlibat tawuran, melakukan tindakan kriminal, pencurian penodongan, penyimpangan seksual, menyalah-gunakan obat-obatan terlarang dan sebagainya.
Keempat, dilihat dari kesempatan yang diberikan, dalam Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan. Namun dalam kenyataan masih banyak warga negara Indonesia yang belum mengenyam pendidikan sebagai akibat dari ketidakmampuan dalam bidang ekonomi. Pendidikan saat ini, khususnya pendidikan yang bermutu hanya dapat dimonopoli oleh segelintir orang yang mampu saja. Sedangkan masyarakat pada umumnya hany mendapatkan pendidikan yang kurang menjanjikan masa depannya.
Kelima, dilihat dari segi penyelenggaraannya, pendidikan dilaksanakan melalui 2 ( dua jalur), yaitu jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar secara berjenjang dan berkesinambungan. Sedang pendidikan di luar sekolah tidak secara berjenjang dan berkesinambungan. Keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan. Namun prakteknya perhatian pemerintah selama ini hanya diberikan terhadap jalur pendidikan sekolah. Sedangkan pendidikan luar sekolah kurang diperhatikan, sehingga kurang berperan sebagaimana diharapkan.Hal ini semakin diperparah lagi adanya pengaruh global yang menerpa kehidupan keluarga yang selanjutnya merubah orintasi dan pola hidup. Yaitu pola hidup yang lebih mengutamakan material tanpa diimbangi dengan dimensi spiritual. Akhirnya rumah tangga sebagai benteng pertahanan moral dan akhlak keluarga terbawa hanyut arus global tersebut.
Keenam, dilihat dari segi tenaga pendidikan, Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa tenaga kependidikan meliputi tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, pemilik, pengawas, peneliti dan pengembangan di bidang pendidikan, pustakawan, laboran dan teknisi belajar. Tenaga pengajar adalah tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasar menengah disebut guru dan pada jenjang perguruan disebut dosen.
Secara kuantitatif dan kualitatif tenaga-tenaga kependidikan tersebut di atas, tampak belum memadai untuk keperluan berbagai lembaga pendidikan yang ada. Hal ini disebabkan karena keterbatan kemampuan pemerintahan untuk mengadakan tenaga –tenaga kependidikan tersebut. Keadaan tersebut diperparah lagi dengan tutupnya tenaga-tenaga pendidikan yang secara khusus menyelenggarakan pendidikan keguruan untuk tingkat dasar, menengah dan tinggi. Sekolah Pendidikan Keguruan(SPG), Pendidikan Guru Agama (PGA), Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) dan semacamnya kini tidak ada lagi. Akibatnya tugas mendidik dilakukan oleh tenaga pendidikan yang tidak profesional.
Ketujuh, dilihat dari segi kurikulum, Sistem Pendidikan Nasional mengatakan, bahwa kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing –masing satuan pendidikan. Kenyataannya menunjukkan masih terdapat sejumlah pengetahuan yang diberikan diperguruan tinggi yang tidak ada lagi relevansinya dengan kebutuhan masyarakat, sehingga lembaga pendidikan ikut andil memperbanyak jumlah pengangguran intelektual. Selain itu masalah dikhotomi antara ilmu agama dengan ilmu umum masih mewarnai kurikulum pendidikan pada umumnya. Untuk mengatasi masalah ini perlu segera dilakukan integrasi antara ilmu agama dengan ilmu umum, Islamisai atau spiritualisasi ilmu pengetahuan umum.

D. PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI SOLUSI KELEMAHAN SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA
Islam memberi metode pendidikan yang sempurna kepada umat manusia Seperti diungkapkan di atas, bahwa sistem pendidikan Islam merupakan alternatif solusi mendasar untuk menggantikan sistem pendidikan sekuler saat ini. Bagaimanakah gambaran sistem pendidikan Islam tersebut? Berikut uraiannya secara sekilas.
1. Dasar Pendidikan Islam
Dasar sturuktur ajaran Islam, tauhid merupakan hal yang amat fundamental dan mendasari segala aspek para penganutnya, tak terkecuali pendidikan. Dalam kaitan ini seleruh pakar berpendapat bahwa dasar pendidikan Islam adalah tauhid.


2. Kurikulum Pendidikam Islam
Kurikulum Pendidikan Islam harus dirancang berdasarkan konsep tauhid dalam hubungannya dengan pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Islam
Sejalan dengan dasar pendidikan sebagaimana tersebut diatas, maka fungsi pendidikan Islam harus berfungsi sebagai penyiapan kader-kader khalifah dalam rangka membangun kerajaan dunia yang makmur, dinamis, harmonis dan lestari sebagaimana diisyaratkan oleh Allah
Pendidikan Islam merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk manusia yang berkarakter (khas) islami. Antara lain:
a) Membentuk kepribadian Islam (syakhshiyyah Islamiyyah)



Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (Fushshilat:33)
Ini sebetulnya merupakan konsekuensi keimanan seorang Muslim. Intinya, seorang Muslim harus memiliki dua aspek yang fundamental, yaitu pola pikir ('aqliyyah) dan pola jiwa (nafsiyyah) yang berpijak pada akidah Islam.
Ada tiga langkah metode pembentukan pengembangan Islam, yaitu:
1) Menanamkan aqidah Islam dengan metode yang menggungat akal, menggetarkan jiwa dan menyentuh perasaan.
2) Mendorong untuk senantiasa menegakkan bangunan cara berpikir dan perilakunya di atas aqidah dan syariah Islam yang telah menghujam kuat dalam hatinya.
3) Mengembangkankepribadian dengan cara sungguh-sungguh mengisi pikiran dengan tsaqofah Islamiyyah dan mengamalkannya dalam seluruh aspek kehidupannya dalam rangka melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT.
b) Menguasai Tsaqofah Islam (ilmu-ilmu yang dikembangkan berdasarkan aqidah Islam)
Islam telah mewajibkan setiap Muslim untuk menuntut ilmu. Berdasarkan takaran kewajibannya, menurut al-Ghazali, ilmu dibagi dalam dua kategori, yaitu:
1) Ilmu yang termasuk fardhu 'ain (kewajiban individual), artinya wajib dipelajari setiap Muslim, yaitu tsaqâfah Islam yang terdiri dari konsepsi, ide, dan hukum-hukum Islam; bahasa Arab; sirah Nabi saw., Ulumul Quran, Tahfizh al-Quran, ulumul hadis, ushul fikih, dll.
2) Ilmu yang dikategorikan fadhu kifayah (kewajiban kolektif); biasanya ilmu-ilmu yang mencakup sains dan teknologi serta ilmu terapan-keterampilan, seperti biologi, fisika, kedokteran, pertanian, teknik, dll.

(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (Azzumar:9)

c) Menguasai ilmu kehidupan (sains teknologi dan keahlian)
Menguasai ilmu kehidupan (iptek) diperlukan agar umat Islam mampu mencapai kemajuan material sehingga dapat menjalankan misi sebagai khalifah Allah SWT dengan baik di muka bumi ini.

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(AlQashash:77)
Rasulullah pernah memerintahkan Asy-syifa binti Abdullah agar mengajarkan kepada Hafshah Ummu Mukminin tentang menulis dan pengobatan dengan doa dan jampi. Beliau juga pernah menganjurkan kaum muslimah agar mempelajari ilmu menulis dan merawat orang sakit (pengobatan)
4. Sifat dan syarat seorang pendidik

Ada beberapa sifat dan syarat seorang pendidik diantaranya:
a. Setiap pendidik harus memiliki sifat rabbani. Artinya, kita harus mengaitkan diri kita kepada Tuhan Yang Maha Agung melalui ketaatan kita kepada syariat-Nya serta melalui pemahan kita akan sifat-sifat-Nya.
b. Seorang guru hendaknya menyempurnakan sifat rabaniahnya dengan keikhlasan. Artinya, aktivitas sebagai pendidik bukan semata-mata untuk menambah wawasan keilmuannya, lebih jauh dari itu harus ditujukan dengan keridhaan Allah serta mewujudkan kebenaran.
c. Ketka menyampaikan ilmunya kepada anak didik, seorang pendidik harus memiliki kejujuran dengan menerapkan apa yang dia ajarkan dalam kehidupan pribadinya.
d. Seorang guru harus senantiasa meingkatkan wawasan, pengetahuan, dan kajiannya.
e. Seorang pendidik hendaknya mengajarkan ilmunya dengan sabar.
f. Seorang pendidik harus cerdik dan terampil dalam menciptakan metode pengajaran yang variatif serta sesuai dengan situasi dan materi pelajaran.
g. Seorang guru harus mampu bersikap tegas dan meletakkan sesuatu sesuai proposinya sehingga dia mampu mengontrol dan menguasai siswa.
h. Seorang guru dituntut untuk memahami psikologi anak, psikologi perkembangan, dan psikologi pendidikan
i. Seorang guru dituntut untuk peka terhadap fenomena kehidupan

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Lulusan pendidikan saat ini cenderung bersikap sekuler, materialistik, rasionalistik, hedonistik, yaitu manusia yang cerdas intelektualnya dan terampil fisiknya, namun kurang terbina mental spiritualnya, dan kurang memiliki kecerdasan emosional. Akibatnya, kini banyak sekali pelajar yang terlibat tawuran, melakukan tindakan kriminal, pencurian penodongan, penyimpangan seksual, menyalah-gunakan obat-obatan terlarang dan sebagainya.
Sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia pada saat ini adalah sistem pendidikan yang sekular-materialistik.
Secara konseptual, sistem pendidikan di Indonesia tlah diatur dalam undang –undang tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang ini telah diatur mengenai: dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan, hak warga negara untuk memperoleh pendidikan, satuan, jalur dan jenis pendidikan, jenjang pendidikan, peserta didik, tenaga kependidikan, sumber daya pendidikan, pengelolaan, pengawasan, ketentuan lain-lain, ketentuan pidana dan ketentuan peralihan.
Jika substansi yang terdapat dalam batang tubuh Undang-undang tersebut ditelaah secara seksama, tampak bahwa secara keseluruhan cukup ideal. Namun ideal ini belum tampak dalam realitas.
Seluruh pakar berpendapat bahwa dasar pendidikan Islam adalah tauhid. Kurikulum Pendidikan Islam harus dirancang berdasarkan konsep tauhid dalam hubungannya dengan pengembangan ilmu pengetahuan. Fungsi pendidikan Islam harus berfungsi sebagai penyiapan kader-kader khalifah. Sifat dan syarat seorang pendidik

Ada beberapa sifat dan syarat seorang pendidik diantaranya:
j. Setiap pendidik harus memiliki sifat rabbani.
Seorang guru hendaknya menyempurnakan sifat rabaniahnya dengan keikhlasan.
Ketka menyampaikan ilmunya kepada anak didik, seorang pendidik harus memiliki kejujuran dengan menerapkan apa yang dia ajarkan dalam kehidupan pribadinya
k. Seorang guru harus senantiasa meingkatkan wawasan, pengetahuan, dan kajiannya.
l. Seorang pendidik hendaknya mengajarkan ilmunya dengan sabar.
m. Seorang pendidik harus cerdik dan terampil dalam menciptakan metode pengajaran yang variatif serta sesuai dengan situasi dan materi pelajaran.
n. Seorang guru harus mampu bersikap tegas dan meletakkan sesuatu sesuai proposinya sehingga dia mampu mengontrol dan menguasai siswa.
o. Seorang guru dituntut untuk memahami psikologi anak, psikologi perkembangan, dan psikologi pendidikan
p. Seorang guru dituntut untuk peka terhadap fenomena kehidupan

B. SARAN
Sebaiknya Indonesia menggunakan sistem pendidikan Islam yang tidak hanya mendidik secara akademis.

DAFTAR PUSTAKA

Nata, dr.H abuddin.2001.Manajemen Pendidikan. Jakarta: Prenada Media
Yusanto, Muhammad Ismail.2004. Menggagas pendidikan Islami. Jakarta: Al Azhar Press
An Nahlawi, Abdurrahman. 1995.Pendidikan Islam Di rumah sekolah dan masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press
http://id.acehinstitute.org
http://syabab.com/

Mudik


PART 1
Pada pekan ke-4 bulan Ramadhan 1430 H, seperti biasa kami berencana mudik untuk mengunjungi nenek di Magelang. Kami sekeluarga sepakat bahwa mudik berangkat pada hari sabtu, 19 September 2009 dan kembali hari kamis 24 September 2009.
Pada hari jum’at, 18 september 2009 aku tidur lebih awal, dengan harapan nanti malam bisa bangun lebih awal. Segala kelengkapan mudik kami persiapkan sebelum tidur.
Sahuuur...sahuuuur.....sahuuur....sahuuur.....
Suara warga membangunkan tidurku. Ku lihat jam dari handphoneku.
”Jam setengah tiga” kataku dengan nada berbisik
Segera ku beranjak dari tempat tidur. Kubuang selimut yang masih melilit di tubuhku.
”Dreng...dreng...”suara mesin mobil yang telah dihidupkan oleh Omku.
Setelah semua sahur, semua menata bawaan masing-masing. Aku, dan adikku Fikri kebagian tempat duduk di paling belakang bersama koper.
Mobil mulai meninggalkan rumah kami kira-kira pukul 04.30 WIB.
”Allahuakbar, Allaaahuakbar” suara adzan berkumandang dari sebuah masjid besar
”Om, kita cari masjid ya?” kata ibuku
”Ya...” jawab Omku
Tak lama, kami mendapatkan sebuah masjid yang berada dekat dengan SPBU. Kamipun turun untuk Shalat Shubuh. Setelah itu, kami masuk ke dalam mobil kembali untuk melanjutkan perjalanan kami.
Dalam perjalanan....
”Mbak ida, Mas Fikri, liat aku punya kacamata hitam” kata Rizqi (anak Omku) sambil memperlihatkan benda yang ada di tangannya
” Dipakai dong entar kita foto deh!” pintaku
Rizqi hanya tersenyum malu-malu. Ketika sedang asyik bersenda gurau mobil kami tiba-tiba berhenti sama kali.
”Ya... macet!”kata penumpang yang ada di dalam mobil. Kemacetan dialami diwilayah cikampek.
”Pak, lebih baik putar balik saja dari kemarin malam jalan sini macet sampai 16 jam” kata penduduk sekitar berusaha memberitahu kepada kami.

PART 2
Kamipun berunding dan memutuskan untuk mengikuti saran penduduk tersebut. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepadanya.Namun jalan alternatifpun juga macet, karena ternyata banyak orang berfikiran sama, yaitu lewat jalan alternatif. Perjalanan melalui Subang jalur selatan ke Cirebon yang biasa ditempuh dalam 5 jam, saat itu ditempuh dalam waktu 12 jam. Pada pukul 19.00 wib kami sampai wilayah memasuki tol kanci. Kami berhenti di Warung Bakso Solo yang banyak pengunjungnya dan memang terkenal baksonya enak. Ibu saya sempat berbincang-bincang dengan pemilik dan pelayan Warung Bakso. Setelah selesai kamipun melanjutkan perjalanan. Lima menit setelah mobil bergerak, sampailah di pintu tol kanci. Perjalanan menelusuri tol kanci dan menyambung ke tol Pejagan. Tol baru kanci-pejagan baru dibuka yang tahun lalu belum ada. Kami semobil belum tahu kemana harus keluar tol. Ternyata kami salah jalan sehingga terjebak macet lagi di jalan alternatif pejagan ke Purwokwrto. Kami ke Tanjung dengan melalui jalan memutar untuk menemukan jalur Pantura. Jam 24.00 WIB kami sampai Tanjung kemudian jalan melalui Pantura. Perjalanan tanpa henti sampai Temanggung di waktu subuh, kamipun mampir di Masjid untuk sholat Subuh. Setelah selesai kami mulai bergegas ke mobil.
Di dalam mobil....
De, geser dikit dong kopernya mau jatuh nih?” pintaku kepada Fikri
”Iya ini juga udah sempit, geser aja atuh kopernya!” jawab adikku
”Gak bisa, aku gak kuat!” kataku lagi
”Gak ah!” kata adikku
”Ya udah, tukeran tempat duduk dong! Pintaku lagi.
Adikku tak menghiraukan pintaku kali ini.
Tak berapa lama mobilpun mulai berjalan, sekitar 1 jam kemudian kami sampai di Secang Magelang pukul 06.30 WIB.
Kamipun segera mandi dan persiapan sholat Idul Fitri

Mendidik dengan Kekerasan adalah cara yang salah


Bebarapa hari lalu beberapa stasiun televisi memberitakan adanya bentrokan antar mahasiswa di beberapa tempat. Bentrokan itu bukan hanya natar perguruan tinggi, akan tetapi antar fakultas dalam perguruan tinggi yang sama.
Memang pada lima tahun terakhir banyak tindak kekerasan bukan hanya di masyarakat, namun sekolah dan para pelajar/mahasiswa baik dalam kegiatan formal seperti pada orientasi siswa/mahasiswa baru maupun non formal berupa gang-gang, saling serang antar siswa sekolah/fakultas dengan sekolah/fakultas lain. Setiap sekolah/Perguruan Tinggi berkewajiban untuk mengantisipasi dan mencegah tindakan-tindakan tersebut Di sekolah dan perguruan Tinggi masih banyak terjadi tindak kekerasan yang dilakukan oleh Pelajar/Mahasiswa dan Kepala Sekolah termasuk para aparat keamanan seperti polisi, satpam dan Hansip. Sangat disayangkan apabila seorang Kepala Sekolah dan guru masih menerapkan cara kekerasan dalam menghukum para siswanya yang melanggar aturan sekolah. Pendidikan masa lalu /orde baru yang menerapkan cara itu, telah gagal membawa bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas, makmur dan sejahtera. Implikasinya adalah banyaknya masalah bangsa ini di berbagai bidang. Sekolah yang mampu menghasilkan lulusan yang bermentalitas baik sangat sedikit sehingga mereka tidak mampu berbuat apa-apa. Saat ini saatnya evaluasi diri atas kegagalan masa lalu.Penerapan sanksi dengan kekerasan tidak tepat lagi, karena cara itu hanya diterapkan oleh orang-orang yang tidak mampu mengatasi masalah yang sedang dihadapi atau orang-orang emosional yang tidak layak sebagai guru atau Kepala Sekolah. Cara ini tidak patut dilakukan oleh guru, Kepala Sekolah dan orang-orang yang bekerja di lingkungan Pendidikan. karena Guru adalah sosok yang harus menjadi teladan. Banyak cara yang bisa ditempuh yang benar-benar mendidik dalam memberikan sanksi kepada para siswanya. Banyak-banyaklah belajar bukan hanya ilmu manajemen, tetapi juga psikologi Pendidikan dan keislaman ( bagi mereka yang beragama islam).
Mendidik memiliki arti memelihara, merawat, menumbuhkan dan mengembangkan. Bagaimana bisa memelihara, merawat, menumbuh-kembangkan dengan cara kekerasan ? Lalu dimana letak kebenaran argumentasi dari mereka yang mengatakan : Ini dilakukan dalam rangka mendidik ?. Proses kekarasan hanya akan menghasilkan kekerasan pula. Kekerasan yang dilakukan akan mengajarkan kekerasan yang bakal terjadi di masa yang akan datang meskipun kekerasan dilakukan secara tersembunyi. Cara ini tidak boleh dilakukan bukan hanya di lingkungan Pendidikan tetapi juga di lingkungan rumah oleh orangtua, kalau ingin bangsa ini mampu mencapai cita-citanya.

Marguraso


Siang itu, sepulang sekolah.....
”Sssst, jangan berisik!” kata kakak kelasku
”Croot....!” Sebuah semprotan air keluar dari pistol airnya
”Lari......!” teriak kakak kelasku
Sesosok tubuh keluar dari reruntuhan bangunan dengan kepala tertutup selimut.
”Walla, walla, walla” terdengar suara Marguraso yang sedang marah
Marguraso marah karena ada yang mengganggu tidurnya.Kejadian itu tidak berlangsung lama, Marguraso yang masih mengantuk sekejap tertidurnya kembali. Ia tak menghiraukan apa yang baru saja terjadi.
Marguraso adalah nama orang gila yang sering mangkal di sekolah kami.Sebenarnya kehadirannya di lingkungan kami tidak mengganggu. Namun, anak-anak sekolah sering mengganggunya sehingga ia tak segan-segan untuk mengejar pelakunya dan orang yang berada di situ. .
”Croot....!”
Untuk kedua kalinya ia memencet pistol airnya dan kali ini mendarat tepat di muka Marguraso. Marguraso yang tertidur lelap terbangun dan segera mengejar orang yang ada di situ. Aku dan adik-adikku yang saat itu berada di situ segera berlari ketika melihat Marguraso mengejar orang-orang yang ada di situ. Kami berlari sekencang-kencangnya menuju gerbang sekolah. Namun, sayang pintu gerbang telah terkunci. Kami berusaha memanjat pagar.
”Sreeeeek” suara sobekkan terdengar. Rupanya bajuku tersangkut dipagar. Tanpa berpikir panjang ku lepaskan sobekkan bajuku yang masih menyangkut di pagar.
Aku bersyukur karena aku dan adik-adikku bisa selamat dari amukan Marguraso. Kami pun pulang ke rumah.
Allahuakbar Allahuakbar suara adzan membangunkan tidur kami. Kami bangun dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah.
Hari ini kami akan melaksanakan THB (tes hasil belajar). Ketua kelas memimpin doa. Ketika sedang menunggu petugas yang mengantarkan lembar THB tiba-tiba kami kami di kagetkan dengan sesosok tubuh.
”Marguraso....” kami berteriak serentak
Mengetahui keadaan pintu kelas kami yang tidak bisa terkunci ketua kelas memerintahkan kepada seluruh anak laki-laki untuk menjaga pintu. Sedangkan anak perempuan bersembunyi di bawah meja. Tak lama, seorang penjaga mengusirnya keluar sekolah. Tragedi pada hari itu pun berakhir.

Burung Pipit Seharga Tiga Juta?


PART 1
Siang itu, matahari bersinar terik. Cuaca yang sangat panas membuatku enggan untuk keluar rumah. Serentetan kegiatan telah selesai ku kerjakan. Mulai dari mencuci piring, menjemur pakaian, menyapu, membersihkan kamar sampai mempersiapkan perlengkapan yang akan ku bawa untuk kuliah. Hari ini, kuliah akan dimulai jam 3. Ku pergunakan waktu luangku untuk mendengarkan lagu sambil membaca buku.
Seindah hari kita bersama disini..... ku dengarkan lantunan lagu edcoustic dalam Handphoneku. Semoga hari ini seindah lagu yang kudengar.
Kukuruyuuuuuuuuuuk... alarm handphoneku berbunyi.
”Ya Allah, sudah jam 12, sekarangkan ada kuliah? mataku terbelalak melihat alarm dihandphoneku tertulis angka 12, aku yang sedari tadi duduk santai segera beranjak dari tempat dudukku
Kusambar tas punggungku yang berada di atas kasurku, tak lupa ku cium tangan ayahku yang sedang memberi makan hewan piaraanku (ikan).
Jam sudah menunjukkan pukul 12.05 ku percepat kakiku menuju jalan raya.
Ku lambaikan tangan, seketika mobil colt berhenti di hadapanku, ku langkahkan kaki dan masuk ke dalam colt.
Kebetulan mobil colt yang saya tumpangi masih kosong.Hanya ada satu penumpang dan penumpang tersebut sekarang duduk bersebelahan denganku. Kuberikan senyuman kepadanya.
”Mau kemana dik?” tanya bapak itu dengan logat bataknya.
”Mau kuliah, pak!”jawabku
. Tak lama, colt yang saya naiki telah terisi penuh. Orang-orang yang ada di colt sibuk dengan aktivitasnya. Ada yang membaca koran, berbicara bersama teman, menelpon, adajuga yang tidur.
Tiba-tiba....
”Aduh.......” seorang bapak yang duduk disebelah kiriku mengadu kesakitan.
”Ada apa pak? tanya penumpang yang duduk dekat pintu
”Saya digigit burung” jawab bapak pembawa burung
”Boleh saya lihat? ” pinta penumpang yang duduk dekat pintu
”Boleh, hati-hati ya....., jangan sampai lepas! ” jawab bapak pembawa burung
”Wah, ini mah burung Beo Bali” kata penumpang sambil melihat bungkusan tersebut.
”Beo Bali?” kata bapak pembawa burung tersebut dengan nada bertanya
Iya...., penumpang tersebut berusaha meyakinkan bapak pembawa burung

PART 2
”Bagus sekali , dapat dari mana?” tanya penumpang tersebut
”Tadi, bos saya kasih ke saya sebagai hadiah ulang tahun. Kata bos saya burung ini udah bisa mengucapkan pancasila lho...!” bapak pembawa burung tadi mulai menceritakan kelebihan burung yang ia bawa.
”Mau dijual berapa?” tanya penumpang yang duduk di belakangku
”Ya..... tiga jutalah, tadinya saya mau bawa burung ini ke rumah tapi takut mati saya mau ke Pekanbaru tapi sekarang mau mampir dulu ke rumah saudara saya di Pelabuhan Ratu” jawab bapak pembawa burung.
”Begini saja, bagaimana kalau sekarang bapak ikut saya ke bengkel. Nanti saya ambilkan uang di bengkel saya.”penumpang yang duduk dekat pintu mulai menawar.
”Wah, maaf tidak bisa.... saya buru-buru” jawab pembawa burung tadi.
”Bagaimana kalau bapak ke rumah saya saja, kebetulan rumah saya tidak jauh dari sini kok?” tawar penumpang yang duduk di belakang saya.
”Wah, tidak bisa saya lagi buru-buru banget” jawab bapak pembawa burung tadi.
”Bagaimana kalau ditukar dengan hp saya saja?” bapak yang duduk disebelah kanan saya angkat bicara.
”Hpnya tipe berapa pak?”tanya bapak pembawa burung
”Samsung SGH X-700” jawab penumpang disebelah kanan saya
”Tambah uang 2,5 juta ya?” kata pembawa burung tadi.
”Ya...., saya hanya bawa uang 300 ribu pak!” jawab bapak disebelah kanan saya
”Gimana?” bapak yang duduk disebelah kanan saya meminta kepastiannya.
”Ya, sudahlah daripada burung ini mati” jawab bapak pembawa burung
Akhirnya, terjadillah transaksi jual-beli. Tak lama, bapak pembawa burung bersama beberapa orang turun.
”Dik, tadi burungnya bisa apa saja?” bapak tersebut bertanya kepadaku
”Pancasila....” bapak tersebut penasaran dan menguji burung tersebut
Tetapi, burung tersebut hanya diam saja.
Hey...., kenapa kau? dengan logat bataknya bapak pembeli burung bertanya kepada burung yang baru saja ia beli
”Pak, coba lihat burung apa?” pinta penumpang duduk tepat didepanku
Bapak pembeli burung tersebut memberikan bungkusan itu ke penumpang di depanku.
”Wah, pak ini mah burung pipit” kata penumpang tersebut
”Burung pipit?” kata bapak itu dengan logat bataknya
”Iya....” jawabnya
”Terus suara burung tadi dari mana?” tanya bapak pembeli burung dengan nada penasaran
”Kayaknya itu suara perut deh pak...! jawab penumpang yang duduk di belakangku
Tiba-tiba ku teringat cerita ibu dan guruku beberapa tahun lalu bercerita mengenai kejadian yang sama tentang kasus penipuan.Ya Allah, semoga ini terakhir kalinya ku berjumpa dengan penjual burung pipit seharga tiga juta itu.

Mengkritisi makalah-Tugas UTS

Setelah membaca, mengamati, dan menganalisis makalah tersebut, maka saya sampaikan catatan terhadap makalah sebagai berikut:

SEGI TULISAN
Terdapat beberapa kesalahan yang perlu diperbaiki seperti pada penomoran lembar pendahuluan, kesalahan pengetikan, pemilihan kata yang kurang tepat, peletakkan tanda baca, huruf kapital, dan ketidakhematan kata.
Dalam pedoman penulisan karya ilmiah penomoran halaman pada lembar pendahuluan terletak di tengah bagian bawah halaman
Kesalahan pengetikan seperti pada kata ternyata.
Pemilihan kata yang kurang tepat seperti yang terdapat pada kalimat keadaan negeri Najd, Hijjaz dan sekitarnya pada awal pergerakan tauhid sangat memperihatinkan. Krisis Aqidah, akhlak serta merosotnya tata nilai sosial, ekonomi, dan politik sudah mencapai titik kulminasi
Peletakkan tanda baca koma setelah kata oleh karena itu seperti yang terdapat pada kalimat oleh karena itu, ia menentang keras kebiasaan praktik Islam bangsa Arabia
Penggunaan huruf kapital seperti pada kata Al-Qur’an.
Ketidakhematan kata seperti yang terdapat pada kalimat tokoh yang dijuluki sebagai bapak tajdid (reformasi Islam) ini, sering melontarkan kritik tajam kepada teologi, sufisme, para filosof dan teologi ’Asy’ari.

SEGI ISI
Ketidaksesuaian antara judul dan isi seperti yang tertera pada judul” Tempat dan Tarikh Lahir ” seharusnya penjelasannya berisi seputar tempat dan tarikh lahir Abdul Wahab tetapi pada makalah tersebut, terdapat penjelasan tentang wafatnya Muhammad bin Abdul Wahab. Selain itu, pada judul ”Pendidikan dan Pengalamannya” seharusnya penjelasannya berisi seputar riwayat pendidikan dan pengalamannya, akan tetapi pada makalah tersebut lebih dominan menjelaskan masa kecil dari Abdul Wahab.
”Nama Lengkap, Tempat dan Tarikh Lahir, Pendidikan dan Pengalamannya” judul tersebut bisa disatukan dan diubah judulnya menjadi Masa Kecil Abdul Wahab.
”Belajar di Makkah, Madinah, dan Basrah” judul tersebut dapat diubah menjadi Riwayat Pendidikan.
Ketidaksesuaian antara judul dan isi seperti yang tertera pada judul “Wafat” seharusnya penjelasannya berisi tentang wafatnya Abdul Wahab. Namun, dalam makalah tersebut terdapat penjelasan tentang riwayat hidupnya
Pada paragraf ketujuh pada judul ”2.Gerakan Pemurnian Wahabi” maknanya kurang jelas.

SEGI PENUTURAN
Akan lebih baik apabila urutan penuturan pada makalah tersebut diubah menjadi:
1.Pendahuluan
2.Biografi Muhammad bin Abdul Wahab
3.Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab
4.Gerakan Pemurnian Wahabi
5.Dampak Gerakan Pemurnian Wahabi

Penjelasannya kurang sistematis sehingga untuk dapat memahaminya pembaca harus membaca berulangkali.

Bodogol.....I Love you Full

Oleh : Farida Nuraini

Ada banyak kenangan yang telah kulewati. Ada senang, sedih, manis maupun pahit. Semua kenangan bercampur baur tersimpan dalam memori otakku. Namun, dari sekian banyak kenangan yang telah kualami, ada sebuah pengalaman yang sering terbayang di fikiranku sampai saat ini.
Pada tanggal 10 November 2001 aku dipercaya oleh sekolah menjadi salah satu perwakilan dari sekolah untuk mengikuti acara pecinta alam di Bodogol. Berbagai perbekalan ku siapkan mulai dari mempersiapkan baju untuk ganti, alat mandi, sampai makanan cemilan yang akan ku makan disaat aku lapar nanti.
Pagi itu, aku dan teman-teman berangkat dari sekolah menuju Bodogol dengan menggunakan mobil angkot. Kami berkumpul dikantor pengurus Bodogol. Setelah semua perwakilan dari sekolah lain berkumpul, kami langsung pergi ke penginapan. Jarak antara kantor pengurus dengan penginapan cukup jauh. Kami harus melewati banyak rintangan di jalan masuk melintasi hutan, mulai jalan yang rusak, belok akibat hujan. Mobil yang kami tumpangi sempat terperosok dalam kubangan. Semua penumpang teriak : Allahu Akbar ! Semua penumpang akhirnya turun dan mendorong mobil yang terperosok. Dalam hari saya berkata : ”Alhamdulillah.. tidak ada korban akibat peristiwa itu. Setelah 3 jam lebih kami berjuang untuk mengangkat mobil akhirnya berhasil. Teman saya pun berucap : Berhasil..... !. Semua naik dan meneruskan perjalanannya. Setelah melintasi kurang lebih 10 km yang licin, berlobang, naik dan turun, akhirnya sampai ke tempat tujuan.
Udara masih terasa dingin walaupun hari telah berganti menjadi siang. Sesampainya ditempat tujuan kami langsung beristirahat, kakak –kakak pengurus menunjukkan kamar yang akan kami tempati.
”Makan...makan.....! seru salah satu kakak pengurus.
Wow...its time for eat! Kataku.
Aku bergegas ketempat makan karena tenagaku telah habis terbuang dalam perjalanan. Setelah makan...
”Huam... rasanya lelah sekali badan ini, kataku lagi.
Salah seorang kakak pengurus tersenyum melihat tingkahku dan langsung mengantarkanku ke kamar .
”Tidurlah, acara akan dimulai nanti sore! kata panitia.
Tak sampai satu menit, aku telah tertidur pulas.
Tepat pukul 16.00 WIB aku terbangun dari tidurku, dan bersiap-siap untuk mempersiapkan diri mengikuti acara pertama.
”Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh....” kakak pengurus membuka acara pertama.
”Waalaikumsalam Warahmatullahi wabarakatuh...” jawab peserta dengan serempak.
”Hari ini, kakak ucapkan terima kasih kepada adik-adik semua yang sudah mau datang ke acara kami” kata panitia
”Oh ya, apakah kalian telah mengenal satu sama lain? tanya kakak pengurus
”Beluum.....” jawab para peserta.
”Baiklah, sekarang kakak akan memberi kalian kertas, kalian isi kertas tersebut dengan gambar wajah kalian” kata panitia
Para peserta mengerjakan perintah kakak pengurus dengan serius setelah selesai kamipun disuruh untuk mengumpulkan kertas tersebut.
”Kertas ini telah kakak kumpulkan, sekarang adik-adik ambil secara acak setelah itu cari wajah yang ada dalam kertas yang adik-adik dapat kemudian adik-adik tanyakan biodatanya” perintah panitia
Kamipun berebut setelah panitia mempersilahkan kami untuk mengambil kertas tersebut dan mulai sibuk mencari wajah yang tergambar dalam kertas tersebut. Ternyata pada kertas itu ada gambar MONYET. Ha.. ha.. ha, ini wajah siapa ya ? Wajah peserta atau pengurusnya ? Semua peserta tertawa lebar. Acara berlangsung meriah, seru dan penuh tawa.
Jam menunjukkan pukul 18.00 WIB acara pertama telah selesai. Kami bersiap-siap shalat berjamaah di sebuah ruangan.
Malampun tiba, serentetan acara dimulai. Aku dan teman-teman diajak berjalan-jalan ke tengah hutan untuk melihat kehidupan satwa pada malam hari. Para peserta tampak menikmati acara ini. Setelah beberapa jam mengelilingi hutan kami pulang ketempat kami menginap. Sebelum kami tidur, kami diperintahkan untuk berkumpul di ruang pertemuan. Kakak-kakak panitia menanyakan apa manfaat yang bisa diambil perjalanan yang baru saja kami lakukan. Tiba-tiba salah satu peserta berteriak
“Kak, ada pacet!” teriak salah seorang peserta
”Adik-adik coba kalian periksa kaki kalian, siapa tahu kaki adik-adik terkena pacet... perintah panitia.
Para peserta sibuk memeriksa kaki mereka. Ternyata beberapa peserta tergigit pacet termasuk aku. Panitia menyuruh kepada kami (yang terkena pacet) untuk berkumpul disalah satu kakak pengurus untuk diobati.Sebelum acara berakhir salah satu peserta berkata Kak ada tugas menggambar lagi ? Panitianya menjawab : ada. Tugasnya menggambar KUNTILANAK, he.., he..
Adzan Shubuh berkumandang, aku segera bangun dari tempat tidur dan shalat berjamaah disuatu ruangan. Kami shalat berjamaah diruang pertemuan, salah satu kakak pengurus menjadi imam kami. Teman saya ada yang bangunnya terlambat karena semalam tidak bisa tidur mendengar kata Kuntilanak.
”Brrr... rasanya dingin sekali pagi ini rasanya ingin berselimut lagi” kataku
Namun keinginanku kali ini gagal karena kakak-kakak pengurus mengajak kami berolahraga bersama.Matahari mulai menampakkan dirinya....
”Olahraga selesai, sekarang waktunya mandi, makan. Beberapa peserta berlari ke kamar dan yang lainnya berlari menuju tempat makan.
”Menu hari ini apa?” tanya temanku
” Nasi uduk dan bebek goreng, tapi kalau mau yang lain juga ada....” jawabku. Sebagian besar pesan nasi uduk dan bebek goreng.
Temanku yang konyolpun bertanya: mengapa kamu pilih bebek goreng. Enak lho bebek goreng. Temanku yang konyolpun melanjutkan pertanyaannya. Mengapa bebek goreng itu enak ? Semua teman dibuat pusing dan tidak ada yang bisa menjawab alasannya. Temanku yang konyolpun akhirnya mengatakan, bebek goreng itu enak karena ” be”nya. Lho kok, teman-teman belum faham. Si Konyol berkata: wah ngak konek alias tidak faham. Coba kalau tidak ada ”be”nya kan jadi eek goreng. Spontan semua teman tertawa terbahak-bahak sampai 2 menit lebih. Setelah makan, kami bersiap-siap mengikuti acara selanjutnya.Kami diajak kakak-kakak pengurus ke hutan.
”Apa itu kak? ” tanyaku heran
”Itu jembatan kanopi ” jawab panitia
Aku masih terpesona dengan jembatan kanopi. Jebatan dengan panjang kira-kira 500 m menyebrangi hutan pinus.
Setelah asyik mengelilingi hutan, kami diajak kakak pengurus bermain di air terjun.Para peserta tidak segan-segan untuk berbasah-basahan. Acara demi acara telah kami lewati. Kini, tiba waktunya untuk pulang. Sebelum pulang kakak-kakak panitia mengajak menanam satu pohon. Inilah kisah perjalan yang berkesan ada sedih, lucu, senang dan membanggakan. Sampai sekarang hatiku masih teringat dan kadang-kadang saya ingin mengunjungi kembali untuk melihat jalan-jalan kenangan dan pohon yang pernah saya tanam di sana. Saya yakin pohonnya sudah tumbuh dewasa dan berbuah. Mudah-mudahan tanaman itu juga menjadi amal baik saya yang bermanfaat minimal bagi kelestarian lingkungan.